Profil Desa Karangnangka

Ketahui informasi secara rinci Desa Karangnangka mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Karangnangka

Tentang Kami

Jelajahi Desa Karangnangka, Kedungbanteng, Banyumas, pusat industri gula aren tradisional dan rumah bagi pesona alam Curug Sendang. Temukan perpaduan kearifan lokal penderes dengan potensi ekowisata yang menawan di lereng Gunung Slamet.

  • Sentra Gula Aren Banyumas

    Desa Karangnangka merupakan pusat utama produksi gula aren (gula kelapa) berkualitas tinggi, dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai penderes yang mewarisi keahlian mengolah nira secara turun-temurun.

  • Pesona Alam Tersembunyi

    Desa ini memiliki daya tarik wisata alam berupa Curug Sendang, sebuah air terjun yang masih asri dan menawarkan ketenangan, menjadi potensi besar untuk pengembangan ekowisata berbasis komunitas.

  • Kekayaan Sejarah dan Budaya

    Nama desa berakar dari legenda Mbah Atas Angin, seorang tokoh leluhur, yang makamnya dinaungi pohon nangka di atas bebatuan, memberikan identitas budaya yang kuat bagi masyarakatnya.

Pasang Disini

Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tersembunyi di salah satu sudut Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, terdapat sebuah desa yang kehidupannya berdenyut selaras dengan irama alam. Desa Karangnangka, sebuah nama yang mungkin belum akrab di telinga banyak orang, merupakan jantung dari industri gula aren tradisional di Banyumas. Di sini, aroma manis dari nira yang dimasak berpadu dengan gemericik air dari curug tersembunyi, menciptakan sebuah harmoni antara kearifan lokal, kerja keras dan potensi alam yang menawan.

Geografi dan Demografi

Desa Karangnangka secara administratif terletak di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dengan kode pos 53152 dan Kode Wilayah Administrasi Kemendagri 33.02.23.2012. Topografi desa ini didominasi oleh perbukitan landai khas lereng selatan Gunung Slamet, menjadikannya lahan yang subur untuk tumbuhnya pohon kelapa, bahan baku utama industri andalan desa.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Kedungbanteng dalam Angka", luas wilayah Desa Karangnangka ialah 3,32 km². Dengan jumlah penduduk yang tercatat sebanyak 4.379 jiwa, desa ini memiliki tingkat kepadatan sekitar 1.319 jiwa/km². Angka ini menggambarkan sebuah komunitas pedesaan yang cukup padat, di mana sebagian besar warganya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan perkebunan.

Pemandangan di sepanjang desa dihiasi oleh rimbunnya pohon kelapa yang menjulang tinggi, diselingi oleh area persawahan dan pekarangan rumah penduduk. Struktur geografis inilah yang menjadi fondasi bagi terbentuknya karakter sosial dan ekonomi masyarakat Karangnangka selama berabad-abad.

Sejarah yang Mengakar dari Legenda Lokal

Seperti banyak desa di tanah Jawa, nama Karangnangka lahir dari sebuah cerita rakyat (folklore) yang dihormati dan dijaga oleh masyarakatnya. Asal-usul nama desa ini tidak terlepas dari seorang tokoh leluhur yang dihormati, yakni Mbah Atas Angin.

Menurut legenda yang dituturkan secara turun-temurun, Mbah Atas Angin merupakan seorang ulama atau sesepuh yang memiliki pengaruh besar di wilayah tersebut pada masanya. Setelah beliau wafat, jasadnya dimakamkan di sebuah lokasi yang istimewa. Makamnya berada di atas gundukan tanah berbatu atau karang. Keunikan makam tersebut bertambah karena tepat di atasnya tumbuh sebatang pohon nangka (Artocarpus heterophyllus) yang besar dan rimbun.

Perpaduan antara dua elemen alam yang mencolok inilah—gundukan karang dan pohon nangka—yang kemudian diabadikan oleh masyarakat menjadi nama desa: Karangnangka. Kisah ini bukan sekadar dongeng pengantar tidur, melainkan sebuah penanda identitas yang mengikat masyarakat dengan sejarah dan leluhur mereka.

Jantung Industri Gula Aren Banyumas

Jika ada satu hal yang mendefinisikan denyut nadi ekonomi Desa Karangnangka, maka itu adalah produksi gula aren atau yang lebih dikenal sebagai gula kelapa. Desa ini merupakan salah satu sentra penderes (penyadap nira kelapa) terbesar dan terpenting di Kabupaten Banyumas. Hampir setiap keluarga di desa ini, secara langsung maupun tidak langsung, terlibat dalam industri yang diwariskan dari generasi ke generasi ini.

Kehidupan di Karangnangka dimulai jauh sebelum matahari terbit. Para penderes, yang mayoritas adalah laki-laki, akan memanjat puluhan pohon kelapa untuk menyadap nira dari manggar (bunga kelapa). Proses yang disebut nderes ini membutuhkan keahlian, keberanian, dan pemahaman mendalam tentang alam. Nira yang terkumpul kemudian dibawa pulang untuk diolah oleh para perempuan.

Di dapur-dapur tradisional, nira segar dimasak di atas tungku kayu bakar selama berjam-jam hingga mengental dan menjadi legen, lalu dicetak menggunakan batok kelapa. Aroma manis yang khas akan menyebar ke seluruh penjuru desa, menjadi penanda bahwa kehidupan ekonomi sedang berputar. Gula Karangnangka dikenal memiliki kualitas unggul, dengan rasa dan aroma yang otentik, menjadikannya komoditas yang dicari di pasar-pasar regional. Industri ini merupakan tulang punggung sejati yang menopang kesejahteraan masyarakat desa.

Pesona Wisata Alam Tersembunyi: Curug Sendang

Di balik kesibukannya sebagai desa penghasil gula, Karangnangka menyimpan sebuah permata alam yang masih belum banyak terjamah: Curug Sendang. Air terjun ini menjadi daya tarik wisata potensial yang menawarkan suasana berbeda dari hiruk pikuk industri rumahan.

Curug Sendang memiliki karakteristik yang unik. Airnya tidak jatuh dari tebing yang terlalu tinggi, melainkan mengalir deras melalui bebatuan besar yang bertingkat, menciptakan kolam-kolam kecil atau sendang di bawahnya yang airnya jernih dan sejuk. Suasananya masih sangat asri, dikelilingi oleh pepohonan rimbun dan jauh dari kebisingan.

Saat ini, Curug Sendang lebih banyak dikunjungi oleh warga lokal atau para petualang yang mencari destinasi anti-mainstream. Akses menuju lokasi pun masih terbilang alami. Namun dengan pengelolaan yang tepat oleh pemerintah desa dan kelompok sadar wisata (pokdarwis), Curug Sendang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi ekowisata. Pengembangan ini dapat memberikan sumber pendapatan alternatif bagi warga, sekaligus memperkenalkan keindahan alam Karangnangka kepada khalayak yang lebih luas tanpa merusak keasliannya.

Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat

Roda pemerintahan Desa Karangnangka, yang saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Bapak Camat, terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Salah satu fokus utama pemerintah desa adalah mendukung dan memberdayakan industri gula aren. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari fasilitasi pelatihan untuk menjaga kualitas produksi hingga membantu membuka akses pasar yang lebih luas bagi para perajin gula.

Desa Karangnangka juga terbuka terhadap kolaborasi dengan pihak luar, terbukti dengan banyaknya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari berbagai universitas seperti UIN Saizu Purwokerto dan Unsoed. Mahasiswa KKN turut membantu dalam berbagai aspek, mulai dari branding produk gula aren, diversifikasi produk turunan nira, hingga merintis promosi potensi wisata Curug Sendang melalui media digital.

Sinergi antara pemerintah desa yang suportif, masyarakat yang pekerja keras, dan kontribusi dari kalangan akademisi menjadi modal sosial yang kuat. Dengan fondasi ini, Desa Karangnangka optimis dapat terus berkembang, menyeimbangkan kekuatan industri tradisionalnya dengan potensi pariwisata yang ramah lingkungan.